Tanpa Kursi untuk 2023, Ricciardo Pecahkan Rekor Pendapatannya
Menariknya, sebagian besar pendapatan Daniel Ricciardo didapat dari McLaren, bukan Red Bull yang kini menampungnya.
Setelah McLaren memutus kontraknya setahun lebih awal, Ricciardo kini berperan sebagai pembalap ketiga Red Bull untuk 2023. Membantu pengembangan RB19 yang akan dipakai oleh Max Verstappen dan Sergio Perez, dan tampil di beberapa event pemasaran.
Mengacu pada laporan Sportune.fr, Ricciardo mendapat upah sebesar 2 juta Euro (£1.7m/$2.1m/Rp 32.8 miliar). Namun ia juga mengantungi 21 juta Euro tambahan (£18m/$22.2m/Rp 347.2 miliar) dari McLaren sebagai kompensasi dari pembatalan tahun ketiga dari kontraknya.
Jika ditotal, Ricciardo mengantungi 23 juta Euro (£19.8m / $24.2m/Rp 378.5 miliar) sepanjang tahun 2023, yang merupakan gaji tahunan terbesar sepanjang kariernya, dan waktu paling sedikit di balik kemudi F1.
Itu juga akan membuat pendapatan kariernya selama di F1 menjadi 115 juta Euro (£98.8m / $121.4m/Rp 1.9 triliun), sebuah angka yang luar biasa tentunya.
Tidak hanya Ricciardo, pemutusan kontrak ini juga menguntungkan bagi McLaren.
Meski mereka harus mengeluarkan uang yang tidak kecil untuk memutus kontraknya, dan harus membayar Alpine untuk mendatangkan Oscar Piastri, itu lebih murah daripada terus mempertahankan Ricci di dalam tim.
Itu karena Ricciardo memiliki klausul untuk kenaikan gaji pada 2023, dan ia sudah menjadi pembalap dengan gaji tertinggi kelima untuk musim 2022.
Namun tahun yang mengecewakan, di mana ia finis di urutan ke-11 klasemen F1, McLaren memilih untuk menyingkirkannya dari tim.